Selasa, 28 September 2010

Melepaskan Belenggu Dunia.

Pengajian Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany
Hari Ahad Pagi tanggal 20 Sya’ban tahun 545 H, di Pesantrennya.

Hai orang bodoh! Tinggalkan catatanmu, kemarilah dan duduk patuh di depanku.
Ilmu itu muncul dari bibir para Tokoh-tokoh Ilahi, bukan dari catatan buku, diraih dari sumber ruhani bukan dari  wacana, diambil dari mereka yang fana’ dari dirinya dan dari makhluk, Baqo’ bersama Allah Azza wa-Jalla.
Lingkaran hakikat itu  tergantung fana’ anda dari diri anda dan makhluk lainnya, kemudian berada pada wujud anda bersama-Nya. Matilah dari yang lain-Nya, lalu hiduplah bersama-Nya dan bagi-Nya.
Bergaullah dengan para pelayan Allah Azza wa-Jalla, mereka yang terus menerus di pintu-Nya. Kesibukan mereka hanyalah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, berserasi dengan takdir-Nya, senantiasa beraktivitas bersama kehendak-Nya dan tindakan-Nya atas mereka.
Mereka tidak pernah kontra atas kehendak-Nya pada mereka begitu pula pada yang lain. Mereka tidak menentang apa yang didapatkan dari-Nya baik sedikit maupun banyak, baik bernilai tinggi maupun rendah.
Karena janganlah anda sibuk berorientasi pada  tujuan nafsu anda ketika anda sedang sibuk dengan Allah azza wa-Jalla.

Para wali-wali Allah Azza wa-Jalla senantiasa bertugas  memotivasi makhluk lain namun sama sekali tidak punya kepentingan dengan mereka, namun semata karena Ilham Allah pada mereka sebagai wujud rahmat bagi makhluk, sama sekali tidak punya keinginan menuntut balas dari makhluk untuk dirinya. Karena dirinya tenteram bersama-Nya, tak tersisa nafsu kesenangan dan hasrat yang berkaitan dengan dunia.
Anda menyangka dirinya seperti diri anda yang bodoh yang telah anda habiskan untuk berbakti pada dunia, memenuhi seleranya dan kesenangannya. Kalau saja akal anda sehat, pasti anda akan berpaling dari dunia, dan anda lebih sibuk dengan aktivitas Sang Pencipta dunia.

Yang benar anda diam atas jawaban-jawaban atau ajakan dunia dan anda merobohkan ucapan-ucapan dunia yang menghalangi anda. Dengarkan saja dunia itu seperti anda mendengarkan ocehan orang gila yang hilang akalnya. Jangan peduli dengan ucapannya dan ambisinya memburu kesenangan, kenikmatan dan kesantaian. Kehancuranmu dan hancurnya dunia karena anda menerima permintaan-permintaannya. Sedangkan kebaikan dirimu dan dunia, terletak pada kontramu pada dunia.

Nafsu itu apabila bisa patuh kepada Allah Azza wa-Jalla, rizkinya akan didatangkan dari berbagai penjuru. Bila ia maksiat dan ingkar, maka putuslah faktor-faktor rizkinya lalu ia terbebani oleh penderitaan, hingga ia bangkrut dunia akhirat.

Orang yang taat dan patuh pada Allah Azza wa-Jalla, senantiasa akan dilayani, kemana pun ia berada senantiasa  menemukan bagian dari ridho kepada-Nya dan ia melaksanakan kewajiban tanpa beban sedikit pun, dengan senang hati tanpa terpaksa. Karena itu kosongkan hati dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, sedangkan fisik tenang jauh dari sibuk berburu dunia dan laba keuntungannya.

Hai orang yang dilimpahi nikmat, bersyukurlah atas nikmat-Nya, jika tidak nikmat akan hilang dari tanganmu. Ikatlah sayap nikmat dengan syukur, bila tidak, ia akan terbang darimu. Orang mati adalah orang yang mati pada Tuhannya Azza wa-Jalla walau ia hidup di dunia.

sumber : SufiNew.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar